Perhitungan
Gangguan Petir Pada Jaringan Tegangan Menengah (20KV)
1 Umum
Jaringan distribusi yang tergelar di alam bebas dimana banyak gangguan –
gangguan listrik yang dialaminya seperti petir, pohon, atau binatang. Saluran udara untuk dirancang dengan memperhatikan
keperluan listrik dan mekanis. Rancangan mekanis melibatakan tekanan dan
perhitungan lentur, rancangan penopang dan lengan-lengan pemegang. Penopang
harus cukup kokoh untuk menahan beban angin yang bekerja pada penopang,
penghantar, isolator, lengan pemegang dan lain-lain. Rancangan listrik
melibatkan pemilihan tegangan pemilihan saluran, pengaturan tegangan dan
pemilihan alat pengaman. Penentuan tata letak diusahakan agar mudah mendekati
untuk pengawasan dan pemeliharaan sedapat mungkin hendaklah dipasang didekat
jalan.
2 Proteksi Jaringan
Tujuan daripada suatu sistem proteksi pada saluran udara tegangan menengah
(SUTM) adalah mengurangi sejauh mungkin pengaruh gangguan pada penyaluran
tenaga listrik serta memberikan perlindungan yang maksimal bagi operator,
lingkungan dan peralatan dalam hal terjadinya gangguan yang menetap (permanen).
Sistem proteksi pada SUTM memakai :
a.
Relai hubung tanah dan
relai hubung singkat fasa‐fasa untuk kemungkinan gangguan penghantar dengan bumi dan antar penghantar.
b.
Pemutus Balik
Otomatis PBO (Automatic Recloser), Saklar Seksi Otomatis SSO (Automatic
Sectionaizer). PBO dipasang pada saluran utama, sementara SSO dipasang pada
saluran pencabangan, sedangkan di Gardu Induk dilengkapi dengan auto reclosing
relay.
c.
Lightning Arrester
(LA) sebagai pelindung kenaikan tegangan peralatan akibat surja petir.
Lightning Arrester dipasang pada tiang awal/tiang akhir, kabel Tee–Off (TO)
pada jaringan dan gardu transformator serta pada isolator tumpu.
d.
Pembumian bagian
konduktif terbuka dan bagian konduktif extra pada tiap‐tiap 4 tiang atau pertimbangan lain dengan
nilai pentanahan tidak melebihi 10 Ohm.
e.
Kawat tanah
(shield wire) untuk mengurangi gangguan akibat sambaran petir langsung.
Instalasi kawat tanah dapat dipasang pada SUTM di daerah padat petir yang
terbuka.
f.
Penggunaan Fused Cut–Out
(FCO) pada jaringan pencabangan.
g.
Penggunaan Sela
Tanduk (Arcing Horn)
3 Lighting Arrester
Seperti yang telah kita ketahui
bahwa pusat pembangkit listrik umumnyadihubungkan dengan saluran transmisi
udara yang menyalurkan tenaga listrik kedari pusat penbangkit ke pusat-pusat
konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-garduinduk (GI). Sedangkan saluran
transmisi udara ini rawan sekali terhadap sambaranpetir yang menghasilkan
gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk kepusat pembangkit
listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightningarrester
(penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petiryang akan
masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang berjalan jugadapat
berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit
breaker(switching).Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di
atas 350 kV, surjategangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada
surja petir. Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan
bagianinstalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan
karenanyaharus diberi lightning arrester. Selain itu, lightning arrester harus
berada di depansetiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan
transformator. Halini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan
menuju ketransformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka
(karenatransformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga
gelombangpantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang.
Berartitransformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya
tegangangelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini,
lightning arresterharus dipasang sedekat mungkin dengan transformator.
4 Tegangan Pelepasan atau Tegangan sisa ( Residual Voltage)
Tegangan pelepasan atau tegangan sisa adalah tegangan yang timbul diantar terminal penangkal petir pada saat arus mengalir
ke tanah. Tegangan
sisa dan tegangan nominal dari suatu penangkal
petir tersebut tergantung pada kecuraman
gelombang arus yang datang.
Pada umumnya tegangan pelepasan tidak akan melebihi
tingkat isolasi dasar ( Basic Insulation Level) dari peralatan
yang dilindungi walaupun arus pelepasan maksimumnya 65 kA atau 100 kA.
Jika diketahui suatu arus surja,
maka tegangan pelepasan dari suatu arrester dapat dihitung dengan grafik dibawah ini, walaupun hasil perhitungan yang didapat tidak begitu tepat dengan kondisi sebenarnya. Perhitungan
yang digunakan yaitu dengan cara mengalirkan besarnya tegangan
pelepasan
yang
didapat dari grafik dengan tegangan dasar dari arrester.
Untuk menghitung besarnya arus pelepasan dari arrester dapat menggunakan persamaan sebagai
berikut.
Ia =
Dimana : Ia = Arus
pelepasan arrester
V d = Tegangan gelombang datang
Va = tegangan kerja
Z = impedansi terpa dari
hantaran
4 Gelombang sambaran petir
Gelombang sambaran petir ada beberapa macam yaitu :
1. Sambaran langsung
Sambaran langsung adalah sambaran
yang menyebabkan tegangan
lebih (over voltage) sangat tinggi yang tidak mungkin dapat ditahan oleh isolasi
yang ada. Cara yang banyak dipakai
untuk mencegah hal ini adalah dengan
memperkuat perlindungan terhadap petir dengan
kawat tanah ( ground wire) diatas
gardu tiang dan saluran
distribusi di dekatnya.
2. Sambaran induksi
Sambaran induksi dapat terjadi bila awan petir ada diatas
peralatan yang terisolasi. Awan ini menginduksikan muatan listrik dalam jumlah besar dengan polaritas
yang berlawanan dengan
petir itu, maka muatan
terikat itu akan kembali
bebas dan menjadi gelombang berjalan yang besarnya tergantung pada keadaan
peralatan itu. Tegangan
induksi itu dapat berubah-
ubah tergantung dari keadaan, kebanyakan besarnya antara 100-200 kV. Sambaran induksi
ini tidak begitu berbahaya
bagi peralatan tegangan
tinggi, meskipun hal ini merupakan ancaman bagi peralatan distribusi.
3. Sambaran dekat ( sambaran tidak langsung).
Sambaran dekat adalah gelombang berjalan yang datang ke gardu tiang dari sambaran
petir pada saluran distribusi pada titik yang jaraknya hanya beberapa kilometer
dari gardu tiang.
Besarnya dibatasi oleh tegangan lompatan dari isolator saluran itu bila rambatannya sepanjang saluran melalui beberapa
tiang. Tetapi peredaman dari kecuraman
muka sangat kecil, sehingga gelombang itu tetap curam jika jarak rambatan
pendek. Pada beberapa keadaan, harga puncak gelombang
mencapai 120 – 130 % dari BIL (Basic Insulation Level) dari peralatan gardu tiang dan kecuraman
muka gelombang 500 kV.Jika perisaian dari gardu tiang dan saluran
distribusinya cukup baik, gelombang tegangan yang mungkin akan datang ke gardu tiang adalah dari sambaran
petir yang jauh. Gelombang berjalan yang jauh ini mungkin berasal dari sambaran langsung pada saluran
Untuk mencari besar arus
terpa hantaran dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
Z = 60 In
Dimana : h = tinggi rata-rata kawat fasa dari permukaan tanah
(m)
r = jari –jari penghantar ( m2 )
5 Saluran Distribusi
Saluran distribusi pada gardu tiang distribusi menghubungkan antara gardu tiang incoming dan gardu tiang out going. Selain
itu, saluran distribusi ini juga menghubungkan antara
gardu tiang incoming dan pelanggan.
Untuk tinggi gardu tiang distribusi 20 kV tingginya berkisar 12 – 20 meter, sedangkan jarak pemasangan berkisar antara 50 – 100 meter.
Untuk mencari
tinggi rata – rata kawat fasa
dari permukaan tanah
dapat digunakan persamaan :
h = ht -
Dimana :
ht
= tinggi
kawat fasa teratas dengan
tinggi tiang(m)
D = andongan kawat distribusi (m)
D =
Dimana : W = berat penghantar persatuan panjang (kg/m) S = Jarak antara gardu tiang distribusi (m)
T = Kuat tarik minimum
dari penghantar (kg).